Bendung Seuseupan Kering, Petani Lebih Memilih Nganggur

Bendung Seuseupan Kering, Petani Lebih Memilih Nganggur

CIREBON-Sumber pengairan utama di Kecamatan Karangwareng berasal dari Sungai Cijurey. Namun saat ini, kondisi sungai kering kerontang, sehingga pasokan air menjadi sulit. Para petani pun mulai putar otak, agar tidak mengeluarkan biaya berlebih saat musim tanam. Para petani mulai menghindari menanam tanaman yang membutuhkan air banyak seperti tanaman padi. Saat ini, para petani lebih banyak menanam tanaman holtikultura atau jika memang terpaksa, maka hanya wilayah yang dekat dengan sungai saja yang masih menanam padi. Pengakuan itu disampaikan Kuwu Desa Sumurkondang, Heriyanto SE saat ditemui Radar Cirebon, kamis (8/8). Menurutnya, para petani di wilayahnya sudah paham dan hafal betul jika di musim kemarau, maka pasokan air akan sangat kurang. Sehingga, mau tidak mau harus beralih ke komoditi tanaman lain selain tanaman padi. \"\" “Petani di sini sudah hafal, kalau musim kemarau lebih baik ganti tanaman ketimbang repot sendiri. Setiap hari harus pompa air dari sungai atau sumur pantek. Tapi ada juga sih yang tetap nanam padi. Biasanya yang lahannya dekat sungai. Itu terjadi karena mungkin sudah kebiasaan. Kalau sudah terbiasa tanam padi, sulit buat pindah ke tanaman lain,” bebernya. Pemdes pun sudah memberi informasi kepada para petani agar sementara waktu tidak menanam tanaman padi untuk menghindari gagal panen, ataupun kerugian yang sangat mungkin terjadi karena kurangnya pasokan air. “Apalagi sumber pengairan kita ini kan dari Sungai Cijurey. Kalau sungai kering ya sudah kita tidak bisa apa-apa. Kemarau kan masih pertengahan masih lama kayaknya. Saat ini, debit sungai sudah kering, tinggal sedikit sekali yang bisa dialirkan ke wilayah Sumurkondang,” imbuhnya. Namun demikian, jika embung Sumurkondang sudah selesai dibangun dan beroperasi, pihaknya yakin jika musim kemarau tidak akan menjadi persoalan. Paling tidak, sebagian lahan pertanian di Kecamatan Karangwareng bisa tetap bercocok tanam padi di musim kemarau. “Saya yakin kalau sudah jadi embungnya, musim kemarau tidak lagi menjadi kendala. Karena nanti sumber pengairan tidak hanya dari Sungai Cijurey saja,” ungkapnya. Sementara itu, petani setempat yang ditemui Radar Cirebon, Sarkiya menuturkan, jika kekeringan yang terjadi di wilayahnya tersebut, hampir terjadi setiap tahun saat musim kemarau. Para petani akhirnya sudah terbiasa dengan kondisi itu, dengan memilih menanam tanaman holtikultura. Atau untuk sementara waktu, tidak menggarap lahannya karena kurangnya pasokan air. “Sebagaian ada yang tanam, tapi holtikultura. Ada juga yang nganggur menunggu musim hujan. Tapi ada juga yang tetap tanam padi dengan risiko harus rajin pompa air. Kalau saya mending nganggur dulu, nanti nunggu musim hujan atau ada air,” pungkasnya. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: